CINTA YANG SEBENARNYA
Tuhan
Yesus
sungguh
sangat tidak mudah menjalani kehidupan ini,
karena
kadang gunung yang didaki terlalu tinggi,
lembah
yang dilewati terlalu dalam,
Malah
kadang yang terlihat hanyalah kesia-sian saja
sia-sia
menghabiskan waktu untuk bekerja
Sia-sia
menghabiskan tenaga untuk hidup baik
Sia-sia
menghirup udara pagi kalau nantinya masalah masih tetap ada
Tapi
Tuhan Yesus
justru
dalam keadaan aku merasa sia-sia,
justru
Engkau membuat-Nya berguna, tidak ada yang sia-sia jika itu engkau lakukan
Untuk
Aku dan kemuliaan-Mu,
bagi
dunia itu mungkin sia-sia tetapi tidak buat-Ku.
Tuhan
Yesus
kadang
aku suka merasa aneh dengan hidup ini,
dan
juga suka aneh kenapa Tuhan Yesus begitu baik?
padahal
apa artinya aku bagi dunia ini...???
Namun
aku yang sangat tidak berarti,
Kau
buat sungguh berarti di dalam mata-Mu
Tuhan
Yesus
aku
bersyukur banget mengenal-Mu,
karena
Engkau tiada banding-Nya dan tidak tergantikan di dalam hidupku.
INDAHNYA ALAM NEGERI INI
Oleh: Melyani tuti
Kicauan burung terdengar merdu
Menandakan adanya hari baru
Indahnya alam ini membuatku terpaku
Seperti dunia hanya untuk diriku
Kupejamkan mataku sejenak
Kurentangkan tanganku sejenak
Sejuk , tenang , senang kurasakan
Membuatku seperti melayang
kegirangan
Wahai pencipta alam
Kekagumanku sulit untuk kupendam
Dari siang hingga malam
Pesonanya tak pernah padam
Desiran angin yang berirama di pegunungan
Tumbuhan yang menari-nari di pegunungan
Begitu indah rasanya
Bak indahnya taman di surga
Keindahan alam terasa sempurna
Membuat semua orang terpana
Membuat semua orang terkesima
Tetapi, kita harus menjaganya
Agar keindahannya takkan pernah sirna
UNTUK
APA
Oleh
: Melyani Tuti
Untuk apa aku berdiri
Jika hanya menunggumu pergi
Untuk apa aku berhenti
Jika hanya menunggumu lari
Untuk apa aku meneduh lagi
Jika hujan telah membasahi
Untuk apa aku bernyanyi
Jika kau tak di sini
Untuk apa aku menanti
Jika kau tak kan kembali
Untuk apa aku sakit hati
Jika ku tak mampu mencintai
Untuk apa aku bermimpi
Jika ku tak sanggup memiliki
Untuk apa aku berlari
Jika hanya mengejar mati
Untuk apa aku mati
Jika hidup terasa mati
Untuk apa?
Untuk apa aku bertanya
Jika tak ada jawaban lagi
DERETAN KATA TAK TERBACA
Oleh : Melyani Tuti
Ada deretan kata
Yang penuh makna
Namun tak terbaca
Terselip di antara ribuan kalimat
Yang menyimpul di sudut bibir
Ada deretan kata
Yang teruntai indah
Bersama rasa
Penuh harap dalam ketiadaan
Pedih sembilu
Ada deretan kata
Penuh canda tawa
Menembus kehampaan
Jiwa yang bangkit dari kesunyian
Yang tak ingin beranjak lagi
Ada deretan kata
Yang mengabur
Meluruh dalam ruang dan waktu
Dalam ketidakpastian moral manusia
Dalam kebengisan norma manusia
Mengurung takdirku, takdirmu, takdir kita,
dan juga takdir mereka
Dalam penjara pedih dan luka
Aku adalah Semut
Oleh : Melyani Tuti
Aku adalah semut.
Di jalan, terjal, perang, aku sembunyi.
Di lereng, licin,
curam, aku berlari.
Di jurang, dalam, sunyi, aku bernyanyi.
Ditikam, derita, sedih, aku berdiri.
Sebuah makna yang ingin kudapati,
atau kesia-siaan yang tak berujung.
Kebahagiaan,
adalah madu yang menenggelamkan semut di
dalamnya.
Yang memuaskan dahaganya.
Yang memuaskan rasa laparnya.
Yang memuaskan hidupnya.
Hingga ia lupa jati diri,
lupa tentang hari-hari dimana ia selalu
berdoa,
tentang harapan ibu, bapaknya,
tentang perjuangan ibu, bapaknya,
tentang otot ibu, bapaknya yang telah
mengering,
sebab peluh keringat tak lagi dapat
diperas lagi,
sebab peluh keringat mereka kini jadi air
mata
kesedihan yang aku ratapi sendiri.
Aku,
adalah semut.
Di malam, gelap, dingin, aku mati.
DARI HATI
Karya : melyani Tuti
dari hati aku ku
ucapkan ini
hati yang tak tahu
mengapa...
berpikir apa yang
salah akan semua ini??
merasa tak ada
seorang pun yang mengerti tentang aku
mereka berbicara seakan-akan
paling tahu..!!
padahal tidak sama
sekali!!
belum tentu semua bisa sama seperti yang lain
setiap orang berbeda
begitupun caranya
dia berbicara seakan
menganggap aku ini orang lain..
dan aku mungkin sama
seperti mereka,katanya..!!
aku bukanlah dia,,
berharap ia mau
mengenal ku ..
seperti ku mau tahu
dia..
Tak peduli apa kata
mereka.. Bahkan dirimu pun
Aku tak dengar lagi..
Selama ku yang
terbaik
Walau sakit,tetap ku
tempuh
Dan saat kedua
kalinya..
Maka aku memilih
untuk mengulangi itu
Karna selama
hidupku,yang ku pelajari itu baik..!!
Dan aku tahu bahwa
yang Maha Kuasa itu
Telah menyiapkan
jalan yang paling manis
Dari sakit di hati
ini
Aku bertrima kasih..
Karna kau semakin
menguatkan aku...
Menguatkan aku untuk
bertahan
Sampai kau lihat aku
yang tersenyum
Karna kau yang
bahagia karna aku
Dan aku yang berjalan
sendiri di sini
Akan bahagia dengan
dunia yang berada dekat denganku
Aku akan bangkit,dan
bersinar seperti itu...
MENJADI POHON
Oleh : Melyani Tuti bersama Melyana Wanti
Aku berharap bisa
menjadi Pohon
memberi udara pada
yang lain
menjadi tempat
tinggal bagi burung-burung
menjadi makanan bagi
makhluk hidup
menjadi tempat
berteduh dari panas
memberi kesegaran dan
kesejukan
menguatkan tanah yang
goyah
menyerap air di bumi
aku harap bisa
menjadi pohon hijau
yang rindang dan
tinggi besar
sehingga aku bisa menutupi
bumi
dari sengatan
matahari
GORESAN TINTA
Karya :
Melyani Tuti
Mengisi dunia yang kosong di atas kanfas
putih
Goresan tinta..
Bagai lembar yang yang kau warnai, hidup
Goresan tinta..
Kini jaman telah berubah
Goresan tinta..
Maya tak tersentuh cetak kasar
Goresan tinta..
Begitupun bentukmu
Goresan tinta..
Kau tinggal sejarah yang tergambar
Mengukir sampai ke dalam
Mengukir hidup tiada batas
Menjalin hidup tiada akhir
Menggambar jalan tak terlukiskan
GORESAN TINTA....
NASIB
Karya : Melyani Tuti
Itulah hidup yang harus kujalani
Jauh dari segala kenyataan kesempurnaan
Katanya, ikut hati mu
Katanya, itu akan membuat ku lebih kuat
Katanya, mudah mengubah nasib daripada sifat
Belum
aku selesai dunia malah berhenti
Jangan tanya mengapa..
Jalani semua seperti air yang masih
mengalir
Jangan hiraukan waktu yang berputar
Sesederhana, hari datang menyapa hari
Sesederhana, jalan yang terbentang
Ini bukanlah pilihan
Hanya saja banyak pilihan
Dan satu...
Ingat ! tetes mata air mengalir lembut
Begitupun kasih dalam hidupku
kan selalu ada.
Ingatlah nasib...
No comments:
Post a Comment